BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis kontrastif adalah analisis yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan
yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa (James,
1998).
Diharapkan dengan analisis kontrastif ini, para pembelajar dapat
dengan mudah memahami pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Dalam makalah ini akan mengkontraskan dua bahasa yaitu bahasa sumber
dan bahasa target dilihat dari aspek mekanisme artikulasi bunyi yang lebih
difokuskan lagi dalam hal konsonan. Diharapkan
dengan analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, dapat
ditemukan jawaban dari kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran fonologi
dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber dan bahasa Arab sebagai bahasa
target. Dengan demikian diharapkan memberikan kemudahan dalam hal mengajar dan
memberi pemahaman terhadap fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan penulis dapat lebih memahami tentang manfaat
analisa kontrastif dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam dalam
mengajar bahasa Arab.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya:
1.
Apa pengertian fonologi, objek
kajiannya?
2.
dasar klasifikasi bunyi dan berbagai macam kriterianya?
3.
Apa saja bunyi yang dikelompokkan dalam mekanisme artikulasi?
4.
Bagaimana hasil analisis kontrastif
fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Arab?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui pengertian fonologi dan objek kajian fonologi
2.
Mengetahui dasar kalsifikasi bunyi bahasa
Indonesia dan bahasa Arab
3.
Dapat mengetahui pengelompokkan bunyi dilihat dari aspek mekanisme
artikulasi
4.
mengetahui perbandingan fonologi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab
baik persamaan dan perbedaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1
Pengertian Fonologi dan Objek Kajiannya
Secara etimologi kata fonologi berasal dari
gabungan kata fon yang berarti bunyi, dan logi yang berarti ilmu.
Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim
diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,
membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh
alat-alat ucap manusia.[1]
Kajian mendalam
tentang bunyi-bunyi ujar diselidiki oleh cabang linguistik yang disebut fonologi.
Oleh fonologi, bunyi-bunyi ujar ini dapat dipelajari dengan dua sudut pandang.
Dari dua sudut pandang tentang bunyi ujar tersebut dapat
disimpulkan bahwa fonologi mempunyai dua cabang kajian, yaitu 1. Fonetik, dan
2. Fonemik .[2]
1.2.2
Dasar Klasifikasi Bunyi
Yang dikaji fonologi adalah bunyi-bunyi bahasa sebagai
satuan terkecil dari ujaran beserta dengan “gabungan” antar bunyi yang
membentuk silabel atau suku kata. Serta juga dengan unsur-unsur
suprasegmentalnya, seperti tekanan, nada, hentian dan durasi.[3]
bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa
disegmen-segmenkan, diruas-ruaskan, dan dipisah-pisahkan. Bunyi-bunyi yang bisa
disegmentasikan ini disebut bunyi segmental. Tetapi ada juga yang tidak
bisa disegmentasikan karena kehadiran bunyi ini selalu mengiringi, menindih,
atau menemani bunyi segmental. Bunyi ini disebut bunyi suprasegmental.[4]
a.
Bunyi segmental
Klasifikasi bunyi segmental didasarkan berbagai macam
kriteria, yaitu: 1. Ada tidaknya
gangguan, 2. Mekanisme udara, 3. Arah
udara, 4. Pita suara, 5. Lubang lewatan udara, 6. Mekanisme artikulasi, 7. Cara gangguan, 8. Maju mundurnya lidah, 9. Tinggi
rendahnya lidah 10. bentuk bibir.[5]
b.
Bunyi
suprasegmental
Oleh para fonetisi, bunyi-bunyi suprasegmental ini dikelompokkan menjadi
empat jenis, yaitu menyangkut aspek: 1. Tinggi rendah bunyi (nada), 2. Keras-lemah
bunyi (tekanan), 3. Panjang pendek bunyi (tempo) 4. dan Kesenyapan (jeda).[6]
1.2.3
Mekanisme Artikulasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab
yang dimaksud dengan mekanisme artikulasi adalah alat ucap mana yang
bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa. Berdasarkan kriteria
ini, bunyi dapat dikelompokkan sebagai berikut. bunyi
konsonan dapat dibeda-bedakan kepada:
1. Bilabial (Syafatniyah)
Konsonan
ini terbentuk dari pertemuan antara bibir bawah sebagai artikulator aktif dan
bibir atas sebagai artikulator pasif. Bunyi yang lahir adalah bunyi / ب / , / م
/ , / و
/ dan / b /, / p / , / m / , / w / . ketika melahirkan bunyi / b / , / ب / dan / p / setelah udara dihambat secara sempurna, maka
dilepas secara tiba-tiba dan keluar dengan letupan, hanya saja bunyi / p /
tidak bersuara. Bunyi / m / dan / م / adalah nasal; jadi pada saat bibir atas dan bawah terkatup
rapat, udara mengalir melalui rongga hidung. Sedangkan bunyi /و / dan / w / adalah semi-vokal dan bersuara.
2.
Labio-dental
(Syafahiyah Asnaniyah)
Konsonan ini terjadi apabilah artikulator aktifnya bibir bawah dan
artikulator psifnya gigi atas. Bibir bawah ditekan pada gigi depan atas
sehingga terjadi penyempitan arus udara; jadi hambatan tidak sempurna. Karena
itu udara keluar secara bergeser malalui sela-sela bibir dengan gigi dan
melalui lubang-lubang di antara gigi. Bunyi konsonan yang terbentuk adalah / و / , / f / , dan / v /. Konsonan / v / diucapankan dengan
bersuara, sedangkan / و
/ dan / f / tidak bersuara.
3. Inter-dentals (Baina
Asnaniyah)
Konsonan ini terjadi dengan meletakkan ujung lidah
sebagai artikulator aktif di antara gigi atas dan gigi bawah sebagai
artikulator pasif, dengan tidak menutup arus udara secara sempurna. Dengan
demikian udara dapat keluar secara bergeser pelan-pelan melalui celah-celeh
himpitan lidah di antara gigi atas dan bawah. Konsonan yang terbentuk adalah / ظ / , / ذ
/ dan / ث
/ . bunyi / ث
/ tidak bersuara sedangkan / ظ / , dan / ذ / bersuara. Tetapi / ظ / diucapkan dengan bentuk lidah melengkung dan sambil
terangkatnya pangkal lidah, sehingga melahirkan bunyi gema yang menyertai
pengucapannya. Jadi konsonan / ظ / adalah mufakhkham.
4. Apico-alveolars (Zalqi Lasawi)
Konsonan ini dibentuk dengan sentuhan ujung lidah
(artikulator aktif) kepada gusi (artikulator pasif), sehingga menyebabkan
penyempitan ruangan jalannya udara, dan kemudian uadara bergeser pelan-pelan
tanpa letupan. Bunyi yang lahir adalah / ر / , / ز
/ , / ص
/ , dan / س
/ dan / s / , / r / , / z / . bunyi / ز / dan / z / bersuara, sedangkan yang lain tidak. Adapaun / ر / dan / r / termasuk bunyi mukarar / trils.
5. Apico-denal-alveolars (Zalqi Lasawi
Asnani)
Konsunan ini dibentuk dengan menempelkan ujung lidah
(artikulator aktif) pada pangkal gigi atas di depan gusi konsonan yang
terbentuk adalah / ض
/ , / د
/ , / ت
/ , / ط
/ , / ل
/ , dan / t / , / d / , / l / , / n / . bunyi / ض / , / د
/ , / t / , dan / d / adalah konsonan letup, dan yang lain bukan. Hanya / ت / , / ط
/ , yang tidak bersuara. Ketika pengucapan / ل / , dan / l / , bagian tengah rongga mulut terhalang, maka
udara keluar melalui kedua (salah satu) sisi lidah yang tidak bersentuhan
dengan bagian depan gusi. Sedangkan ketika pengucapan bunyi / ن / , dan / n / , anak tekak dan langit-langit lunak turun
menutup udara ke rongga mulut, sehingga udara keluar melalui rongga hidung.
6. Fronto-palatals (Tarfi Gari)
Konsonan ini dihasilakan dari penekanan daun lidah
(arti-kulator aktif) pada langit-langit keras (articulator pasif). Termasuk
konsonan ini adalah/ ج
/, /ش /, / j /, / c /, / sy /, dan / ny /. Bunyi / c
/, dan / j / termasuk konsonan letup, sedangkan / ش /, dan /sy/geseran, dan / ج / adalah konsonan padu: Tetapi /ش/, / sy /, dan / c / tidak bersuara . adapun / ny / termasuk
konsonan nasal anfi.
7. Medio patatals (wasti Gari)
Konsonan ini dihasilkan dari menaikkan lidah bagian
tengah (articulator aktif ) kea rah langit-langit keras (articulator
pasif)tetapi tidak sampai menyentuh. Ketinggiannya adalah lebih sedikit dari
ketinggian ketika mengucapkan vocal / I / atau kasrah. Konsonan macam ini
adalah /ي/
dan / y /. Keduanya merupakan bunyi semi vokal.
8. Dorso Velars (Qusa Tabaqi)
Konsonan ini articulator aktif adalah pangkal lidah
dan articulator aktif pangkal lidah dan articulator pasifnya adalah
langit-langit lunak. Pangkal lidah menekan langit-langit luanak. Konsonan macam
ini adalah /ك/,/غ/,/خ/,/g/,/k/,/kh/,
dan /ng/. Pada saat pengucapan / ك
/, / k /, / g /, udara terhambat sempurna dan setelah itu dilepakan secara
tiba-tiba dengan letupan. Hanya saja bunyi /g/ bersuara, sedangkan yang lain
tidak. Bunyi /خ/,
dan / kh / tidak bersuara, sedangkan /غ/, bersuara. Bunyi /ng/ adalah nasal.
9. Dorso-Uvulars (Qusa Lasawi)
Konsonan ini dihasilkan oleh pertemuan antara
pangkal lidah dengan anak tekak, sehingga udara terhambat secara ssempurna.
Ketika udara dilepas dengan tiba-tiba, terjadi letupan ringan, tetapi pita
suara tidak turut bergetar. Bersamaan dengan pengucapan, pangkal lidah
mendekati langit-langit lunak, sehingga melahirkan suara penyerta. Konsonan
macam ini hanya ada satu yaitu /ق/.
10. Root-Pharyngeals (Jazari Halqi)
Konsonan ini dihasilkan dari mendekatnya akar lidah
kepada dinding rongga kerongkongan, tetapi tidak sampai menyentuhnya. Konsonan
macam ini adalah /ح/,
/ع/.
Udara keluar bergeser secara pelan-pelan tanpa letupan. Bunyi / ح /, tidak bersuara, sedangkan bunyi /ع/ bersuara.
11. Glottals (Hanjari)
Termasuk konsonan ini adalah /ه /, /h/, dan /ء/ (hamzah). Semuanya dilahirkan dan
merupatnya dua pita suara, sehingga udara dari paru-paru terhambat. Hanya pada
pengucapan /ء/ hambatan terjadi secara sempurna dan dilepas
dengan letupan. Hamzah tidak keduanya bersuara atau tidak bersuara, sedangkan /ه/ dan /h/ keduanya tidak bersuara.[7]
Tabel Konsonon
Bahasa Arab
Tempat Artikulasi/
Makharij
|
Cara pengucapan /
Artikulasi
|
||||||||||||
Letup
|
Geseran
|
Tengah-tengah
|
|||||||||||
B
|
T
|
B
|
T
|
Pd. B
|
Lt. B
|
Tr. B
|
Ns. B
|
Sv B.
|
|||||
|
kh
|
Rq
|
Kh
|
Rq
|
kh
|
rq
|
kh
|
Rq
|
|||||
Bilabials
|
|
ب
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
م
|
و
|
Labio dentals
|
|
|
|
|
|
|
|
ف
|
|
|
|
|
|
Inter dentals
|
|
|
|
|
و
|
و
|
|
ث
|
|
|
|
|
|
Apiko alveolars
|
|
|
|
|
|
ز
|
ص
|
س
|
|
|
ر
|
|
|
Apiko-dental
alveolars
|
ض
|
د
|
ط
|
ت
|
|
|
|
|
|
ل
|
|
ن
|
|
Fronto Palatals
|
|
|
|
|
|
|
|
ش
|
ج
|
|
|
|
|
Medio palatals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ي
|
Dorso Velars
|
|
|
|
ك
|
غ
|
|
خ
|
|
|
|
|
|
|
Dorso Uvular
|
|
|
ق
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Root Paryngeals
|
|
|
|
|
|
ع
|
|
ح
|
|
|
|
|
|
Glottals
|
|
|
|
|
|
|
|
ه
|
|
|
|
|
|
Tabel Konsonan Bahasa
Indonesia
Tempat Artikulasi/
Makharij
|
Cara pengucapan /
Artikulasi
|
||||||||||||
Letup
|
Geseran
|
Tengah-tengah
|
|||||||||||
B
|
T
|
B
|
T
|
Pd. B
|
Lt. B
|
Tr. B
|
Ns. B
|
Sv B.
|
|||||
|
kh
|
Rq
|
Kh
|
Rq
|
Kh
|
rq
|
kh
|
Rq
|
|||||
Bilabials
|
|
b
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
|
m
|
w
|
Labio dentals
|
|
|
|
|
|
v
|
|
F
|
|
|
|
|
|
Inter dentals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Apiko alveolars
|
|
|
|
|
|
z
|
|
S
|
|
|
r
|
|
|
Apiko-dental
alveolars
|
|
d
|
|
T
|
|
|
|
|
|
l
|
|
n
|
|
Fronto Palatals
|
|
|
|
|
|
|
|
Sy
|
|
|
|
ny
|
|
Medio palatals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
y
|
Dorso Velars
|
|
g
|
|
K
|
|
|
|
Kh
|
|
|
|
|
|
Dorso Uvular
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Root Paryngeals
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Glottals
|
|
|
|
|
|
|
|
H
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
B = bersuara
T = tidak bersuara
Kh = mufakhham
Rq = muraqqaq
Pd.B = paduan bersuara
|
Lt.B = lateral bersuara
Tr.B = trilis bersuara
N.B = nasal bersuara
Sv.B = semi-vokal bersuara[8]
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang
mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
·
Klasifikasi bunyi: segmental dan nonsegmental
·
Dalam bunyi segmental ada beberapa kriteria, salah satunya yaitu kriteria
mekanisme artikulatoris yang sudah dibahas dalam makalah ini.
·
Pengelompokkan bunyi dalam mekanisme artikulatoris yaitu: Bilabial
(Syafatniyah), Labio-dental (Syafahiyah Asnaniyah), Inter-Dentals (baina
Asnaniyah), Apico-alveolars (Zalqi Lasawi), dan lain-lain.
·
Analisis yang dilakukan dalam makalah ini difokuskan dalam konsonan tidak
menyangkut bunyi vokal.
·
Dari hasil analisis banyak ditemukan yang tingkat kesulitan antara bahasa
Indonesia dan Arab yaitu tingkat transfer. Jadi dalam mempelajari bahasa Arab
tidak akan mengalami kesulitan karena dalam bahasa Indonesia juga ada.
·
Disamping transfer juga ada perpaduan, pembelahan dan subdifferensiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.
2009. Fonologi bahasa Indonesia. Jakarta ; Rineka
Marsono. 2006.
Fonetik. Jogjakarta; Gajah Mada Univty. Press.
Mu’in, Abdul.
2004. Analisis kontrastif bahasa Arab & bahasa Indonesia (telaah terhadap fonetik dan morfologi ). Jakarta
; PT. Pustaka Al-Husna Baru
Muslich,
Mansur. 2008. Fonologi bahasa Indonesia. Jakarta; Bumi Aksara.
Sayuti Anshari
Nasution, Ahmad. 2010. Bunyi Bahasa. Jakarta; Amzah
[1] Abdul Chaer, 2009,
fonologi bahasa indonesia, Jakarta; hal 01
[2] Masnur Muslich, 2008,
Fonologi bahasa indonesia tinjauan deskriptif sistem bunyi bahasa Indonesia,
jakarta; hal 01-02
[3] Ibid, hal: 05
[4] Masnur muslich, hal 61
[5] Ibid, hal 46
[6] Ibid, 61
[7] Abdul
Mu’in, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia,
Jakarta: PT.Pustaka Al Husna Baru, hal: 63-71.
[8] Ibid, hal 74-76
2 komentar:
sangat bermanfaat sekali infonya buat di pelajari .......
boleh juga buat tugas di kuliah saya lengkap banget ga perlu repot-repot lagi ..........
Posting Komentar