Blogger templates

Jumat, 20 April 2012

analisis kontrastif fonologi bahasa Arab dan bahasa Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Analisis kontrastif adalah analisis yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa (James, 1998).
Diharapkan dengan analisis kontrastif ini, para pembelajar dapat dengan mudah memahami pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Dalam  makalah  ini akan  mengkontraskan dua bahasa yaitu bahasa sumber dan bahasa target dilihat dari aspek mekanisme artikulasi bunyi yang lebih difokuskan lagi dalam  hal konsonan. Diharapkan dengan analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, dapat ditemukan jawaban dari kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran fonologi dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber dan bahasa Arab sebagai bahasa target. Dengan demikian diharapkan memberikan kemudahan dalam hal mengajar dan memberi pemahaman terhadap fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Dengan adanya makalah ini, diharapkan penulis dapat lebih memahami tentang manfaat analisa kontrastif dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam dalam mengajar bahasa Arab.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya:
1.      Apa pengertian fonologi,  objek kajiannya?
2.      dasar klasifikasi bunyi dan berbagai macam kriterianya?
3.      Apa saja bunyi yang dikelompokkan dalam mekanisme artikulasi?
4.      Bagaimana hasil  analisis kontrastif fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Arab?

1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui pengertian fonologi dan objek kajian fonologi
2.      Mengetahui dasar kalsifikasi bunyi bahasa  Indonesia dan  bahasa Arab
3.      Dapat mengetahui pengelompokkan bunyi dilihat dari aspek mekanisme artikulasi
4.      mengetahui perbandingan fonologi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab baik persamaan dan perbedaannya.
























BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1        Pengertian Fonologi dan Objek Kajiannya
Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti bunyi, dan logi yang berarti ilmu. Sebagai sebuah  ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.[1]
Kajian  mendalam tentang bunyi-bunyi ujar diselidiki oleh cabang linguistik yang disebut fonologi. Oleh fonologi, bunyi-bunyi ujar ini dapat dipelajari dengan dua sudut pandang.
Dari dua sudut pandang tentang bunyi ujar tersebut dapat disimpulkan bahwa fonologi mempunyai dua cabang kajian, yaitu 1. Fonetik, dan 2. Fonemik .[2]
1.2.2        Dasar Klasifikasi Bunyi
Yang dikaji fonologi adalah bunyi-bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran beserta dengan “gabungan” antar bunyi yang membentuk silabel atau suku kata. Serta juga dengan unsur-unsur suprasegmentalnya, seperti tekanan, nada, hentian dan durasi.[3]
bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa disegmen-segmenkan, diruas-ruaskan, dan dipisah-pisahkan. Bunyi-bunyi yang bisa disegmentasikan ini disebut bunyi segmental. Tetapi ada juga yang tidak bisa disegmentasikan karena kehadiran bunyi ini selalu mengiringi, menindih, atau menemani bunyi segmental. Bunyi ini disebut bunyi suprasegmental.[4]
a.       Bunyi segmental
Klasifikasi bunyi segmental didasarkan berbagai macam kriteria, yaitu:  1. Ada tidaknya gangguan, 2.  Mekanisme udara, 3. Arah udara, 4. Pita suara, 5. Lubang lewatan udara, 6. Mekanisme artikulasi, 7. Cara gangguan, 8. Maju mundurnya lidah, 9. Tinggi rendahnya lidah 10.  bentuk bibir.[5]
b.      Bunyi suprasegmental
Oleh para fonetisi, bunyi-bunyi suprasegmental ini dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu menyangkut aspek: 1. Tinggi rendah bunyi (nada), 2. Keras-lemah bunyi (tekanan), 3. Panjang pendek bunyi (tempo) 4. dan Kesenyapan (jeda).[6]
1.2.3        Mekanisme Artikulasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab
yang dimaksud dengan mekanisme artikulasi adalah alat ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa. Berdasarkan kriteria ini, bunyi dapat dikelompokkan sebagai berikut. bunyi konsonan dapat dibeda-bedakan kepada:
1.      Bilabial (Syafatniyah)
Konsonan ini terbentuk dari pertemuan antara bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif. Bunyi yang lahir adalah bunyi / ب / , / م / , / و / dan / b /, / p / , / m / , / w / . ketika melahirkan bunyi / b / , / ب / dan / p / setelah udara dihambat secara sempurna, maka dilepas secara tiba-tiba dan keluar dengan letupan, hanya saja bunyi / p / tidak bersuara. Bunyi / m / dan / م / adalah nasal; jadi pada saat bibir atas dan bawah terkatup rapat, udara mengalir melalui rongga hidung. Sedangkan bunyi /و / dan / w / adalah semi-vokal dan bersuara.
2.      Labio-dental (Syafahiyah Asnaniyah)
Konsonan ini terjadi apabilah artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator psifnya gigi atas. Bibir bawah ditekan pada gigi depan atas sehingga terjadi penyempitan arus udara; jadi hambatan tidak sempurna. Karena itu udara keluar secara bergeser malalui sela-sela bibir dengan gigi dan melalui lubang-lubang di antara gigi. Bunyi konsonan yang terbentuk adalah / و / , / f / , dan / v /. Konsonan / v / diucapankan dengan bersuara, sedangkan / و / dan / f / tidak bersuara.
3.       Inter-dentals (Baina Asnaniyah)
Konsonan ini terjadi dengan meletakkan ujung lidah sebagai artikulator aktif di antara gigi atas dan gigi bawah sebagai artikulator pasif, dengan tidak menutup arus udara secara sempurna. Dengan demikian udara dapat keluar secara bergeser pelan-pelan melalui celah-celeh himpitan lidah di antara gigi atas dan bawah. Konsonan yang terbentuk adalah / ظ / , / ذ / dan / ث / . bunyi / ث / tidak bersuara sedangkan / ظ / , dan / ذ / bersuara. Tetapi / ظ / diucapkan dengan bentuk lidah melengkung dan sambil terangkatnya pangkal lidah, sehingga melahirkan bunyi gema yang menyertai pengucapannya. Jadi konsonan / ظ / adalah mufakhkham.
4.      Apico-alveolars (Zalqi Lasawi)
Konsonan ini dibentuk dengan sentuhan ujung lidah (artikulator aktif) kepada gusi (artikulator pasif), sehingga menyebabkan penyempitan ruangan jalannya udara, dan kemudian uadara bergeser pelan-pelan tanpa letupan. Bunyi yang lahir adalah / ر / , / ز / , / ص / , dan / س / dan / s / , / r / , / z / . bunyi / ز / dan / z / bersuara, sedangkan yang lain tidak. Adapaun / ر / dan / r / termasuk bunyi mukarar / trils.
5.      Apico-denal-alveolars (Zalqi Lasawi Asnani)
Konsunan ini dibentuk dengan menempelkan ujung lidah (artikulator aktif) pada pangkal gigi atas di depan gusi konsonan yang terbentuk adalah / ض / , / د / , / ت / , / ط / , / ل / , dan / t / , / d / , / l / , / n / . bunyi / ض / , / د / , / t / , dan / d / adalah konsonan letup, dan yang lain bukan. Hanya / ت / , / ط / , yang tidak bersuara. Ketika pengucapan / ل / , dan / l / , bagian tengah rongga mulut terhalang, maka udara keluar melalui kedua (salah satu) sisi lidah yang tidak bersentuhan dengan bagian depan gusi. Sedangkan ketika pengucapan bunyi / ن / , dan / n / , anak tekak dan langit-langit lunak turun menutup udara ke rongga mulut, sehingga udara keluar melalui rongga hidung.
6.      Fronto-palatals (Tarfi Gari)
Konsonan ini dihasilakan dari penekanan daun lidah (arti-kulator aktif) pada langit-langit keras (articulator pasif). Termasuk konsonan ini adalah/ ج /, /ش  /, / j /, / c /, / sy /, dan / ny /. Bunyi / c /, dan / j / termasuk konsonan letup, sedangkan / ش /, dan /sy/geseran, dan / ج / adalah konsonan padu: Tetapi /ش/, / sy /, dan / c / tidak bersuara . adapun / ny / termasuk konsonan nasal anfi.
7.      Medio patatals (wasti Gari)
Konsonan ini dihasilkan dari menaikkan lidah bagian tengah (articulator aktif ) kea rah langit-langit keras (articulator pasif)tetapi tidak sampai menyentuh. Ketinggiannya adalah lebih sedikit dari ketinggian ketika mengucapkan vocal / I / atau kasrah. Konsonan macam ini adalah /ي/ dan / y /. Keduanya merupakan bunyi semi vokal.
8.      Dorso Velars (Qusa Tabaqi)
Konsonan ini articulator aktif adalah pangkal lidah dan articulator aktif pangkal lidah dan articulator pasifnya adalah langit-langit lunak. Pangkal lidah menekan langit-langit luanak. Konsonan macam ini adalah /ك/,/غ/,/خ/,/g/,/k/,/kh/, dan /ng/. Pada saat pengucapan / ك /, / k /, / g /, udara terhambat sempurna dan setelah itu dilepakan secara tiba-tiba dengan letupan. Hanya saja bunyi /g/ bersuara, sedangkan yang lain tidak. Bunyi /خ/, dan / kh / tidak bersuara, sedangkan /غ/, bersuara. Bunyi /ng/ adalah nasal.
9.      Dorso-Uvulars (Qusa Lasawi)
Konsonan ini dihasilkan oleh pertemuan antara pangkal lidah dengan anak tekak, sehingga udara terhambat secara ssempurna. Ketika udara dilepas dengan tiba-tiba, terjadi letupan ringan, tetapi pita suara tidak turut bergetar. Bersamaan dengan pengucapan, pangkal lidah mendekati langit-langit lunak, sehingga melahirkan suara penyerta. Konsonan macam ini hanya ada satu yaitu /ق/.
10.  Root-Pharyngeals (Jazari Halqi)
Konsonan ini dihasilkan dari mendekatnya akar lidah kepada dinding rongga kerongkongan, tetapi tidak sampai menyentuhnya. Konsonan macam ini adalah /ح/, /ع/. Udara keluar bergeser secara pelan-pelan tanpa letupan. Bunyi / ح /, tidak bersuara, sedangkan bunyi /ع/ bersuara.
11.  Glottals (Hanjari)
Termasuk konsonan ini adalah /ه /, /h/, dan /ء/ (hamzah). Semuanya dilahirkan dan merupatnya dua pita suara, sehingga udara dari paru-paru terhambat. Hanya pada pengucapan /ء/  hambatan terjadi secara sempurna dan dilepas dengan letupan. Hamzah tidak keduanya bersuara atau tidak bersuara, sedangkan /ه/ dan /h/ keduanya tidak bersuara.[7]
Tabel Konsonon Bahasa Arab
Tempat Artikulasi/ Makharij
Cara pengucapan / Artikulasi
Letup
Geseran
Tengah-tengah
B
T
B
T
Pd. B
Lt. B
Tr. B
Ns. B
Sv B.

kh
Rq
Kh
Rq
kh
rq
kh
Rq
Bilabials

ب









م
و
Labio dentals







ف





Inter dentals




و
و

ث





Apiko alveolars





ز
ص
س


ر


Apiko-dental alveolars
ض
د
ط
ت





ل

ن

Fronto Palatals







ش
ج




Medio palatals












ي
Dorso Velars



ك
غ

خ






Dorso Uvular


ق










Root Paryngeals





ع

ح





Glottals







ه






Tabel Konsonan Bahasa Indonesia
Tempat Artikulasi/ Makharij
Cara pengucapan / Artikulasi
Letup
Geseran
Tengah-tengah
B
T
B
T
Pd. B
Lt. B
Tr. B
Ns. B
Sv B.

kh
Rq
Kh
Rq
Kh
rq
kh
Rq
Bilabials

b
P








m
w
Labio dentals





v

F





Inter dentals













Apiko alveolars





z

S


r


Apiko-dental alveolars

d

T





l

n

Fronto Palatals







Sy



ny

Medio palatals












y
Dorso Velars

g

K



Kh





Dorso Uvular













Root Paryngeals













Glottals







H






Keterangan :
B                    = bersuara
T                    = tidak bersuara
Kh                  = mufakhham
Rq                  = muraqqaq
Pd.B              = paduan bersuara
Lt.B             = lateral bersuara
Tr.B              = trilis bersuara
N.B              = nasal bersuara
Sv.B             = semi-vokal bersuara[8]












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
·         Klasifikasi bunyi: segmental dan nonsegmental
·         Dalam bunyi segmental ada beberapa kriteria, salah satunya yaitu kriteria mekanisme artikulatoris yang sudah dibahas dalam makalah ini.
·         Pengelompokkan bunyi dalam mekanisme artikulatoris yaitu: Bilabial (Syafatniyah), Labio-dental (Syafahiyah Asnaniyah), Inter-Dentals (baina Asnaniyah), Apico-alveolars (Zalqi Lasawi), dan lain-lain.
·         Analisis yang dilakukan dalam makalah ini difokuskan dalam konsonan tidak menyangkut bunyi vokal.
·         Dari hasil analisis banyak ditemukan yang tingkat kesulitan antara bahasa Indonesia dan Arab yaitu tingkat transfer. Jadi dalam mempelajari bahasa Arab tidak akan mengalami kesulitan karena dalam bahasa Indonesia juga ada.
·         Disamping transfer juga ada perpaduan, pembelahan dan subdifferensiasi.













DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Fonologi bahasa Indonesia. Jakarta ; Rineka

Marsono. 2006. Fonetik. Jogjakarta; Gajah Mada Univty. Press.

Mu’in, Abdul. 2004. Analisis kontrastif bahasa Arab & bahasa Indonesia (telaah  terhadap fonetik dan morfologi ). Jakarta ; PT. Pustaka Al-Husna Baru

Muslich, Mansur. 2008. Fonologi bahasa Indonesia. Jakarta; Bumi Aksara.

Sayuti Anshari Nasution, Ahmad. 2010. Bunyi Bahasa. Jakarta; Amzah











[1] Abdul Chaer, 2009, fonologi bahasa indonesia, Jakarta; hal 01
[2] Masnur Muslich, 2008, Fonologi bahasa indonesia tinjauan deskriptif sistem bunyi bahasa Indonesia, jakarta; hal 01-02
[3] Ibid, hal: 05
[4] Masnur muslich, hal 61
[5] Ibid, hal 46
[6] Ibid, 61
[7] Abdul Mu’in, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.Pustaka Al Husna Baru, hal: 63-71.
[8] Ibid, hal 74-76

2 komentar:

Obat terkena hiv aids mengatakan...

sangat bermanfaat sekali infonya buat di pelajari .......

id-herbal mengatakan...

boleh juga buat tugas di kuliah saya lengkap banget ga perlu repot-repot lagi ..........

Posting Komentar

Free A SnapITC Cursors at www.totallyfreecursors.com
Free S SnapITC Cursors at www.totallyfreecursors.com
Diberdayakan oleh Blogger.

Template by:

Free Blog Templates