PENDEKATAN
DALAM TES BAHASA
Sebagai suatu usaha yang titik berat kegiatannya adalah bahasa,
penyelenggaraan pengajaran bahasa senantiasa dipengaruhi oleh pendekatan
tertentu dalam ilmu bahasa. pengaruh pendekatan ilmu bahasa terhadap
penyelenggaraan pengajaran bahasa itu pada akhirnya tercermin pula pada
pengembangan dan penggunaan tes bahasanya.
Pendekatan tes bahasa secara keseluruhan dapat dibedakan ke dalam:
A.
Pendekatan
Tradisional
Dalam pendekatan tradisional, tes bahasa diselenggarakan tanpa mengacu
kepada teori kebahasaan tertentu sebagai dasar. Penerapannya tidak menuntut
kemampuan khusus dalam bidang tes bahasa, sehingga siapa yang mampu mengajarkan
bahasa, dianggap mampu pula menyelenggarakan tes bahasa. Bahan yang digunakan
dalam tes banyak merujuk kepada karya sastra, dan bentuk tes yang banyak
dipakai khususnya meliputi terjemahan, atau menulis esai. Itulah sebabnya
pendekatan tradisional ini sering juga disebut pendekatan esai dan terjemahan.
Tes jenis itu tidak merupakan bagian dari tes bahasa, yang sasarannya adalah
komponen bahasa dan kemampuan berbahasa.
B.
Pendektatan Diskret
Pendekatan ini bersumber pada pendekatan struktural dalam kajian
kebahasaan. Dalam pendekatan struktural, bahasa dianggap sebagai sesuatu yang
memiliki struktur yang tertata rapi, dan terdiri dari komponen-komponen bahasa,
yaitu komponen bunyi bahasa, kosa-kata, dan tatabahasa. Komponen-komponen itu
tersusun secara berjenjang menurut suatu struktur tertentu.
Dalam tes bahasa pendekatan diskret satu bentuk tes dianggap sebagai dan
dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap satu, dan hanya satu
jenis kemampuan berbahasa atau komponen bahasa. Dalam pengertian itu, suatu
bentuk tes bahasa hanya dapat merupakan salah satu dari tes menyimak, tes
berbicara, tes membaca, tes menulis, atau tes bunyi bahasa, tes kosa-kata, dan
tes tatabahasa.
C.
Pendekatan
Integratif
Meskipun didasarkan atas pandangan yang sama dengan pendekatan diskret
terhadap bahasa, yaitu pandangan struktural, pandangan integratif beranggapan
bahwa bahasa merupakan penggabungan dari bagian-bagian dan komponen-komponen
bahasa, yang bersama-sama membentuk bahasa. Bahasa merupakan suatu integrasi
dari bagian-bagian terkecil yang membentuk bagian-bagian yang lebih besar lagi,
untuk pada akhirnya merupakan bentukan tebesar berupa bahasa seutuhnya.
Penggabungan secara bertahap dan berjenjang terhadap bagian-bagian bahasa
itu dapat ditemukan mulai dari tataran bunyi bahasa, ke tataran kata-kata,
untuk selanjutnya ke tataran frase, kalimat, dan wacana seutuhnya. Dalam
penggunanaan bahasa sehari-hari, penggabungan unsur-unsur semacam itu terjadi
juga antara komponen bahasa yang satu dengan yang lain, dan bahkan juga antara
kemampuan berbahasa dan komponen bahasa.
Tes bahasa pendekatan integratif melakukan pengukuran penguasaan
kemampuan berbahasa atas dasar penguasaan terhadap gabungan antara beberapa
bagian dari komponen bahasa dan kemampuan berbahasa. Bentuk tes menggunakan
kalimat, melengkapi kalimat atau teks bacaan, merupakan beberapa bentuk tes
dengan pendekatan intregatif. Mengerjakan tes semacam itu selalu
mempersyaratkan penggunaan lebih dari satu bagian komponen bahasa atau
kemampuan berbahasa sekaligus, secara intregatif.
D.
Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik mengutamakan peranan penggunaan bahasa senyatanya
dalam kajian terhadap bahasa, termasuk tes bahasa. Pendekatan pragmatik
mengaitkan bahasa dengan penggunaan senyatanya, yang melibatkan tidak saja
unsur-unsur kebahasaan seperti kata-kata, frasa atau kalimat, melainkan
unsur-unsur di luarnya juga, yang selalu terkait dalam setiap bentuk penggunaan
bahasa.
Dalam tes bahasa, pendekatan pragmatik mendasari penggunaan beberapa
jenis tes tertentu, khususnya dikte, tes cloze, dan C-tes, sebagai suatu
bentuk pengembangan tes cloze. Sesuai dengan pandangannya terhadap
bahasa, bentuk-bentuk tes bahasa itu dalam pendekatan pragmatik dianggap
sebagai tes yang memenuhi ciri-ciri pragmatik.
E.
Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan komunikatif mendasarkan pemandangannya terhadap penggunaan
bahasa dalam komunikasi sehari-hari senyatanya. Sebagai suatu pendekatan dengan
orientasi psikolinguistik dan sosiolinguistik, pendekatan komunikatif
mementingkan peranan unsur-unsur non-kebahasaan, terutama unsur-unsur yang
terkait dengan terlaksanannya komunikasi yang baik. Pendekatan komunikatif secara
rinci mempersoalkan seluk-beluk komunikasi, yang merupakan tujuan pokok
penggunaan bahasa.
Dalam tes bahasa, penerapan pendekatan komunikatif berdampak terhadap
beberapa segi penyelenggaraannya, terutama jenis dan isi wacana yang digunakan,
kemampuan berbahasa yang dijadikan sasaran, serta bentuk tugas, soal atau
pertanysaannya. (Djiwandono. Hal 7-14)
2 komentar:
dalam membuat tes sebaiknya mengetahui terlebih dulu tentang pendekatan tes bahasa.....
اللهم انفعنا بما قرأنا...
Posting Komentar